Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

TINGKATKAN KUANTITAS ANGGOTA PERSIS, PC LEGONKULON GALAKKAN PENGURUSAN KTA

Gambar
Drs, Samud Heryana, Ketua PC Persis Legonkulon - Subang Ketua Pimpinan Cabang Persis Legonkulon Drs. Samud Heryana mengatakan bahwa selama periode kepemimpinannya sampai tahun 2021 optimis akan menambahkan kuantitas Pimpinan Jam'iyah yang ada PC Legonkulon. "Sampai hari ini PC Legonkulon baru ada 6 Pimpinan Jam'iyah (PJ) yang tersebar di tiap desa, Yakni Desa Mayangan 2 PJ, Desa Legonwetan 1 PJ, Desa Legonkulon 1 PJ, Desa Bobos 1 PJ. dan Desa Karangmulya 1 PJ. Hanya Desa Tegalurung dan Pangrengan saja yang belum ada PJ Persisnya. Adapun di kecamatan Legonkulon itu ada 7 desa. jadi tinggal menambah 2 Pimpinan Jam'iyah lagi." ujar Drs Samud saat diwawancarai di rumahnya. Jum'at (26/04/2019) Selain menambah jumlah PJ, dirinya mengatakan pentingnya kartu Anggota (KTA) Persis selain sebagai identitas, juga penting untuk kebutuhan internal jam'iyah. "Sebelumnya pernah ada tapi itu dulu, kalau gak salah pas pertama kali ada Persis di Legon, nah kesini

UBN Sebut Alumni Pesantren Persis Mampu jadi Titik Balik Kebangkitan Baru untuk Islam Indonesia

Gambar
Jakarta – persis.or.id, Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) menyebutkan bahwa alumni Pesantren Persatuan Islam (PPI) mampu jadi titik balik kebangkitan baru untuk Islam yang lebih Jaya di Indonesia, Ahad (31/03/2019) Dalam acara Silaturahmi Akbar Alumni Pesantren Persatuan Islam (Silatbar PPI) di Gedung BPPT Thamrin Jakarta itu, UBN menyampaikan rasa syukur dan harapannya kepada ribuan Alumni Pesantren Persis. Adanya acara Silaturahiim Akbar Alumni PPI 2019 itu, dinilai UBN akan menjadi titik tolak kebangkitan Persatuan Islam di tangan para pemuda, untuk Indonesia yang lebih berjaya dengan kekuatan Islam. Dalam padatnya agenda UBN, namun ia menyempatkan diri untuk menghadiri acara silaturahim akbar tersebut. UBN menyampaikan harapannya. “Wahai alumni-alumni Pesantren Persatuan Islam, jadilah penerus, kalian semua belajar di sebuah lembaga yang bukan berpikir bisnis”, ujar Ustadz Bahtiar Nasir. Hematnya, sekarang banyak lembaga pendidkan abal-abal. Bagus dari ta