Shalat ID dan Gerhana Jika Munfarid atau Masbuk

DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang Dewan Hisbah Penyerta Muktamar XIV
Di PC Persis Soreang, 27 Sya’ban 1431 H
8 Agustus 2010 M
Tentang:
" MENGERJAKAN SALAT 'IDAIN DAN GERHANA DENGAN MUNFARID DAN PERMASALAH MASBUK PADA KEDUANYA "
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
Hadis Rasulullah saw. sebagai berikut :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ : لمَاَّ كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ {صلى الله عليه وسلم} نُودِيَ بِالصَّلاَةِ جَامِعَة ً
Dari Abdulah bin Amr, ia berkata,”Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Diserukan dengan salat secara berjamaah’” Al-Jam’u bainas Shahihain,III : 328.
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ سَلاَمٍ قَالَ : لمَاَّ كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ {صلى الله عليه وسلم} نُوْدِيَ إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ فَرَكَعَ النَّبِيُّ {صلى الله عليه وسلم} رَكْعَتَيْنِ فِي سَجْدَةٍ ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِي سَجْدَةٍ ثُمَّ جَلَسَ ثُمَّ جُلِيَ عَنِ الشَّمْسِ فَقَالَتْ عَائِشَةُ : مَارَكَعْتُ رُكُوعاً قَطُّ وَلاَ سَجَدْتُ سُجُوداً قَطُّ كَانَ أَطْوَلَ مِنْهُ
Dari Muawiyah bin Salam, ia berkata,”terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Diserukan,’Sesungguhnya salat ini berjamaah’ Maka Nabi ruku dua ruku pada satu sujud lalu ruku lagi dua ruku pada satu sujud. Kemudian beliau duduk dan telah tesingkap dari matahari.’ Aisyah berkata,’Tidak pernah aku ruku lebih lama dari ruku ini dan tidak pernah sekalipun aku sujud lebih lama dari sujud ini.” Al-Jam’u bainas Shahihain,III : 328.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَأَنْ تَأْكُلَ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ
Dari Ali in Abu Thalib , ia berkata,”Dari Sunnah Nabi saw. engkau keluar menuju ‘id dengan berjalan kaki dan makan sebelum keluar pergi” H.r. At-Tirmidzi, Al-Ikhtiyarat al-fiqhiyyah lit-tirmidzi, I : 265
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ صَاحِبِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ خَرَجَ مَعَ النَّاسِ يَوْمَ عِيدِ فِطْرٍ وَ أَضْحَى فَأَنْكَرَ إِبْطاَءَ اِلإمَامِ وَ قَالَ : إِنَّا كُنَّا قَدْ فَرَغْنَا سَاعَتَنَا هذِهِ وَ ذَالِكَ حِينَ التَّسْبِيحِ . رواه أبو داود و ابن ماجة
Dari Abdulah bin Busr sahabat Rasulullah saw. Bahwa ia keluar bersama orang-orang hari i’dul fitri dan ‘idul adha. Maka ia mengingkari keterlambatan imam dan ia berkata,”Sesungguhnya kami telah selesai pada saat kita (seperti) ini. Dan itu ketika tasbih (waktu salat duha). H.r. Abu Daud dan Ibnu Majah.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ وَ أَبُو بَكْرٍ وَ عُمَرَ يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الخُطْبَةِ . رواه الجماعة إلا أبا داود
Dari ibnu Umar r.a, ia berkata,”Rasululah saw., Abu Bakar, Umar salat dua ‘id sebelum khutbah.” H.r. Al-Jamaah kecuali Abu Daud
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ جَلَبَةَ رِجَالٍ فَلَمَّا صَلَّى قَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ فَلَا تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
Dari Abdulah bin Abu Qatadah dari bapaknya, ia berkata,”Tatkala kami sedang salat bersama Nabi saw. Tiba-tiba beliau mendengar derap langkah tergesa-gesa beberapa laki-laki. Ketika telah (selesai) salat, beliau bersabda,’Ada apa kalian?’ Mereka menjawab,’Kami tergesa-gesa untuk salat.’ Beliau bersabda,”Janganlah kamu melakukan demikian. Bila kalian mendatangi salat, maka tenanglah (tidak tergesa-gesa). Apa yang kalian dapat susul kerjakanlah dan yang tertingal, sempurnakanlah.” H.r.Al-Bukhari, II : 47.
MENDENGAR:
1. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.Usman Sholehuddin
2. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis KH. Dr. Maman Abdurrahman. MA
3. Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh: K.H. Wawan Shafwan Sh
4. Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas
MENIMBANG:
1. Terdapat hadis-hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. melaksanakan salat 'Idain dan gerhana secara berjamaah.
2. Tidak adanya hadis yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw. melaksanakan salat 'Idain dan gerhana secara munfarid (sendirian).
3. Belum adanya kesepakatan mengenai salat 'Idain dan gerhana secara munfarid (sendirian).
4. Adakalanya terjadi masbuk (ketinggalan) dalam salat 'Idain dan gerhana.
5. Perlu adanya kejelasan dan ketegasan tentang hukum melaksanakan salat 'Idain dan gerhana secara munfarid (sendirian), serta hukum masbuk dalam salat tersebut.
Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam
MENGISTINBATH :
1. Salat 'Idain dan gerhana disyariatkan berjamaah.
2. Bagi yang masbuk pada salat Idain dan gerhana berlaku sebagaimana pada salat wajib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QANUN DAKHILI PERSATUAN ISLAM (PERSIS)

PZU Subang Khitan santri asal Kupang NTT

Eratkan Ukhuwah PP Persis Silaturahim ke Kantor Dubes Saudi Arabia Hasilkan Poin Kerjasama