Fikih Idain Bertepatan dengan hari Jumat
Pada Tahun 2018, Hari Raya Idul Fithri 1439 jatuh pada hari Jum'at, bertepatan dengan tanggal 15 Juni 2018. Persolan berkumpulnya dua hari raya Id' sudah dibahas dalam Sidang Dewan Hisbah pada 14 Juni 1998 dengan pertimbangan dalil sebagai berikut :
قَالَ عَطَاءٌ اجْتَمَعَ يَوْمُ جُمُعَةٍ وَيَوْمُ فِطْرٍ عَلَى عَهْدِ ابْنِ الزُّبَيْرِ فَقَالَ عِيدَانِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ فَجَمَعهُمَا جَمِيعًا فَصَلَّاهُمَا رَكْعَتَيْنِ بُكْرَةً لَمْ يَزِدْ عَلَيْهِمَا حَتَّى صَلَّى الْعَصْرَ
Atha Berkata : “hari Jumat bertepatan dengan hari Idul Fitri pada masa Ibnu Zubair”, kemudian dia berkata : “Dua Ied berkumpul dalam satu hari, maka ia bermaksud menjama’ keduanya (salat ied sekaligus salat Jumat) dalam satu salat, lalu dia salat dua rakaat di pagi hari (salat ied) serta tidak menambah dua rakaat tersebut sehingga salat Ashar (H.R. Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, 3/272)
عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ ، قَالَ : صَلَّى بِنَا ابْنُ الزُّبَيْرِ فِي يَوْمِ عِيدٍ ، فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ أَوَّلَ النَّهَارِ ، ثُمَّ رُحْنَا إِلَى الْجُمُعَةِ ، فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْنَا فَصَلَّيْنَا وُحْدَانًا ، وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ بِالطَّائِفِ ، فَلَمَّا قَدِمَ ذَكَرْنَا ذَلِكَ لَهُ ، فَقَالَ : أَصَابَ السُّنَّةَ
Dari Atha’ bin Abi Rabah berkata : “Ibnu Zubair mengimami kami pada salat ied pada hari jumat pagi hari. Kemudian kami bergegas untuk melaksanakan Jumat, tapi Ibnu Zubair tidak keluar bersama kami, maka kamipun salat masing-masing. Sedangkan Ibnu Abbas Ra sedang berada di Thaif, maka ketika beliau (Ibnu Abbas Ra) pulang, kami sampaikan masalah tersebut. Maka beliau berkata “sesuai sunnah” (H.R. Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, 1/279)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ : قَدِ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ ، فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ ، وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ
Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah Saw sesungguhnya beliau bersabda : “Dua Ied telah bersatu dalam hari kalian, maka siapa yang berkehendak (setelah salat Ied tidak melaksanakan Jumat) maka mencukupi kewajiban Jumatnya, akan tetapi kami melaksanakan Jumat (H.R. Abi Dawud, Sunan Abu Dawud, 1/281)
Penjelasan dan argumentasiya sebagai berikut :
1. Zahir hadis Ibnu Zubair menunjukan bahwa beliau tidak salat zuhur setelah paginya mengimami salat Ied yang jatuh pada hari Jumat
2. Kalimat fajama’a huma jami’an dalam hadis Ibnu Zubair menunjukan bahwa salat Ied pagi hari berarti juga sekaligus telah Jumat
3. Bagi yang wajib salat Jumat, tidak ada kewajiban salat Zuhur
4. Salat sendiri-sendiri yang dilakukan Atha’ dan lainnya tidak berdasarkan sunah, dan Atha sendiri ragu-ragu,terbukti dengan menyanyakan hal itu kepada Ibnu Abbas Ra.
5. Ibnu Abbas menilai ashaba assunnah itu adalah perbuatan Ibnu Zubair (tidak salat Zuhur), bukan perbuatan Atha’ dan lainnya (salat masing-masing).
1. Zahir hadis Ibnu Zubair menunjukan bahwa beliau tidak salat zuhur setelah paginya mengimami salat Ied yang jatuh pada hari Jumat
2. Kalimat fajama’a huma jami’an dalam hadis Ibnu Zubair menunjukan bahwa salat Ied pagi hari berarti juga sekaligus telah Jumat
3. Bagi yang wajib salat Jumat, tidak ada kewajiban salat Zuhur
4. Salat sendiri-sendiri yang dilakukan Atha’ dan lainnya tidak berdasarkan sunah, dan Atha sendiri ragu-ragu,terbukti dengan menyanyakan hal itu kepada Ibnu Abbas Ra.
5. Ibnu Abbas menilai ashaba assunnah itu adalah perbuatan Ibnu Zubair (tidak salat Zuhur), bukan perbuatan Atha’ dan lainnya (salat masing-masing).
======
Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam memutuskan Tidak ada salat Zuhur bagi orang yang wajib salat Jumat, yang pagi harinya mengikuti salat Ied yang jatuh pada hari Jumat.
======
Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam memutuskan Tidak ada salat Zuhur bagi orang yang wajib salat Jumat, yang pagi harinya mengikuti salat Ied yang jatuh pada hari Jumat.
======
Komentar
Posting Komentar