TAUHID SEBAGAI DASAR PERJUANGAN
الحمد لله الذي جعل التوحيد قاعدة الإسلام وأصله ورأسه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، وصلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه ومن
اهتدى بهديه. أما بعد :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 56 الذاريات
”Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada KU”(Al-Qur’an surah az-Zariyat: ayat 56)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97)النحل
Saat ini Tauhid mendapat tantang yang sangat besar. Dimana ketahuhidan tidak cukup hanya dipahami sebagai ilmu tentang ketuhanan. Namun lebih dari itu dituntut untuk menterjemahkan apa yang disebut sebagai “kebenaran agama” dalam kontek realitas kehidupan manusia. Dengan begitu Tauhid bukan sekedar sebuah wacana ilmu ketuhanan yang cenderung hanya begerak pada wilayah ide, melainkan juga dapat menumbuhkan “kesadaran bertauhid” yang bersifat praktis bagai kalangan beragama dalam rangka memecahkan problem-problem sosial yang menghimpit kehidupan umat manusia [Budi Anwar Rachman, Islam Pluralis, Wacana Kesetaraan Kaum Beriman,]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).
Tauhid sangatlah penting bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun bermasyarakat. Orang yang benar-benar memahami makna tauhid pastilah memiliki sifat yang baik. Hal ini disebabkan karena dalam tauhid memiliki turunan yang dikenal dengan tiga prinsip dasar yaitu
1. Islam,
2. Iman,
3. Ihsan dan ditambah dengan ketaqwaan.
Dengan memiliki landasan tauhid yang kuat maka diharapkan akan munculnya generasi-tauhid yang memiliki ciri-ciri positif dalam melakukan aktivitas sosialnya, adapun ciri-ciri yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sasuai dengan tuntunan Rasulullah saw
2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah
3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya. Bila dalam penilaiannya ternyata terdapat unsur unsur syirik, maka ia selalu bersedia untuk mengubah hal hal itu agar sesuai dengan pesan ilahi
4. Tujuan hidupnya sangat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanyalah untuk Allah semata
5. Memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama sama manusia lain
Kader Persis dituntut peka terhadap permasalahan umat, indikatornya ;
1. Kesholehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat luas
2. Kepedulian sosial (keterpanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain)
3. Suka beramal (gemar melaksanakan amal shaleh untuk kemaslahatan hidup)
4. Keteladanan (menjadi uswah hasanah (teladan yang baik) dalam seluruh hidup dan tindakan
5. Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif, dan terampil membangun jaringan)
6. Inovatif(menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi
7. Berpikiran maju dan membawa Persis pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.
Pentingnya menyiapkan generai terbaik akhir jaman, yaitu ;
1. Generasi yang komitmen kepada kebenaran
2. Senantiasa taat dalam melaksanakan perintah Alloh
3. Akan selalu tampil dipermukaan untuk menunjukan rasa tidak takut kpd apapun selain Alloh
4. Memiliki tingkat kesabaran dan ketabahan luar biasa
Muhammad bin Fadhl al-Fadhli -rohimahulloh-. Lihat: Kitab Ali'tishom, karya: Asy Syathibi 1/128]
ذهابُ الْاِسلامِ من أربَعَةٍ : لايَعْمَلُون بِما يَعلَمُون, ويَعْمَلُون بمالايَعْلَمُون, ولا يَتَعَلَّمُون مالا يَعْلَمُون, وَيَمْنَعثوْنَ النَّاسَ منَ التَّعَلُمِ – الاعتصام 1 : 96
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (105) التوبة
وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ (93)هود
اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشع ومن نفس لا تشبع ومن دعوة لا يستجاب لها. رواه مسلم والترمذي والنسائي
Pagaden, 21-12-2018
Komentar
Posting Komentar